Tips Meracik Obat Herbal - Jumpa Jampi

Tips Meracik Obat Herbal

Tips Meracik Obat Herbal


Kesehatan adalah sesuatu yang mahal, untuk itu kita harus selalu berusaha menjaga kesehatan kita. 

Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan kita, Olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, mengkonsumsi vitamin atau suplemen dan lain-lain.

Berolahraga dan beristirahat yang cukup merupakan cara menjaga kesehatan dari luar, sedangkan mengkonsumsi suplemen adalah suatu cara menjaga kesehatan dari dalam.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan berbagai tanaman hebal yang dapat diracik sebagai Jamu.

Jamu merupakan warisan luhur budaya bangsa yang harus terus kita lestarikan.

Diera modern seperti sekarang ini, Jamu bukan lagi minuman kesehatan dengan dominasi rasa pahit. Kini jamu bisa kita nikmati dengan berbagai rasa kekinian yang tentunya tanpa mengurangi khasiat jamu itu sendiri. 

Namun ada hal yang perlu kita perhatikan dalam meracik tanaman herbal agar khasiatnya bisa bekerja dengan efektif. 

Penyajian yang salah, waktu minum dan dosis yang tidak tepat, serta ketidaksabaran pemakainya adalah salah satu faktor penyebab herbal tidak bisa bekerja secara efektif.


Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam meracik dan mengonsumsi herbal 

  • Cuci terlebih dahulu tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih. 
  • Herbal segar sebaiknya segera gunakan untuk pengobatan. 
  • Bila bahan herbal berukuran besar atau tebal, sebaiknya dipotong tipis agar saat proses perebusan, semua kandungan zat-zat yang ada di dalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. 
  • Bahan herbal juga bisa disimpan, dengan cara keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama serta mencegah terjadinya pembusukan oleh bakteri dan jamur. 
  • Bahan herbal yang sudah dikeringkan juga bisa dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk). 
  • Proses pengeringan dapat dijemur dibawah sinar matahari langsung ataupun memakai pelindung. Bisa juga dengan hanya diangin-anginkan saja. 
  • Lama pengeringan bergantung dari ketebalan atau kandungan airnya. 
  • Bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) bisa langsung diseduh dengan air panas atau mendidih.
  • Bila terdapat salah satu bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya dihancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit, setelah itu baru masukkan bahan lain yang lebih mudah diekstrak. 
  • Untuk merebus gunakan air tawar bersih dan terhindar dari zat kimia berbahaya . 
  • Pastikan seluruh bahan terendam dengan air kurang lebih 3 cm pada saat akan merebus. 
  • Saat merebus bahan berkhasiat obat, harus menggunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah atau keramik, panci beling atau panci enamel. Karena jika menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan dapat menimbulkan endapan zat seperti logam iron trichloride dan potassium ferrycianide pada air yang dapat mengganggu dalam mengobati penyakit.
  • Jangan terlalu sering membuka tutup wadah selama perebusan, hal itu untuk menjaga agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang. 
  • Sesuaikan besar kecilnya api dalam proses perebusan dengan jenis herbal yang direbus. 
        Api kecil: Digunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, agar kandungan aktifnya terserap ke dalam air rebusan (lama perebusan sekitar 2 jam). 
Yang termasuk herbal dengan khasiat sebagai tonikum adalah ginseng dan jamur lingzhi  . 

       Waktu perebusan yang lama dengan api kecil juga digunakan untuk herbal yang mengandung toksin, bertujuan agar kandungan toksinnya berkurang. contoh bahan herbalnya yaitu mahkota dewa . 

      Api besar: Gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih, dan kayu manis. 

Masukkan bahan setelah air mendidih dan rebus sebentar saja. Cara ini bertujuan agar kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.

  • Bila tidak ada ketentuan lain, perebusan bahan herbal dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya pada awal merebus menggunakan air 600 cc maka tunggu hasil perebusan menjadi tersisa 300 cc. 
  • Jika bahan herbal direbus berupa bahan keras, seperti biji atau batang, air rebusan disisakan sepertiganya, misalnya pada awal merebus menggunakan air 600 cc maka tunggu hasil perebusan menjadi tersisa 200 cc. 
  • Jika mengandung bahan kering. maka dosisnya adalah setengah dari jumlah bahan. 
Pastikan dosis tumbuhan obat benar- benar sesuai dengan yang dianjurkan. Biasanya, 1 resep tumbuhan obat  untuk diminum 2 kali sehari. Sisa ampas rebusan pertama dapat direbus ulang satu kali lagi untuk sekali minum pada sore atau malam hari. 
  • Minum rebusan sari tumbuhan obat ketika masih dalam keadaan hangat, setelah itu kenakan pakaian yang tebal atau selimut. 
  • Untuk jenis herbal tertentu, seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin agar terhindar dari kontraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah, dan kram perut. 
  • Agar rebusan herbal mudah terserap, sebaiknya diminum sebelum makan . Tapi untuk ramuan obat yang dapat merangsang lambung, sebaiknya diminum setelah makan. 
  • Ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat (tonikum) sebaiknya diminum pada waktu pagi sewaktu perut masih kosong. Dan untuk ramuan obat yang berkhasiat sebagai penenang minum menjelang tidur. misalnya untuk insomnia, .  

Lakukan pengobatan secara teratur. Hal yang perlu diperhatikan, pengobatan dengan herbal membutuhkan  kesabaran, karena biasanya kita tidak langsung merasakan manfaatnya, karena pengobatn herbal bersifat konstruktif  (memperbaiki/ membangun). Sedangkan pengobatan kimiawi memang terasa cepat karena bersifat desktruktif.

Karena sifatnya tersebut, pengobatan menggunakan herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang bersifat akut (mendadak), karena harus segera mendapat pertolongan medis, seperti demam berdarah, muntaber, dan lain lain,

Tanaman obat/ herebal lebih diutamakan untuk pemeliharaan/ menjaga kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).


Belum ada Komentar untuk "Tips Meracik Obat Herbal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel